Innalillahi wainnaillaihi
rojiun..kata yang pertama terucap tatkala WA dari Dian Radiata di grup, yang
mengabari seorang blogger yang bernama Iqbal Rois Kaimudin berpulang ke
Rahmatullah. “Ya Rabb.. bukannya blogger ini, temannya teh Lina yang sempat
diceritakannya waktu itu?
Saya gak pernah bertemu dengan beliau, tapi tau sih ya, sesama member blogger Kepri. Waktu itu pernah posting kegiatan sesama blogger, eh beliau ngelike postingan yang di FB. Dari situ makin antusian baca blog jalankemanagitu.
Seperti yang dikatakan banyak orang, ingatlah saja kebaikan orang yang sudah dipanggil Allah, jangan buka aibnya. Almarhum masih aktif di blog walaupun sendang sakit. Semangat sembuh almarhum, cukup besar. Ia pun kerap membagikan cerita seputar pengobatan dan terapi yang beliau jalani.
Initnya, tetap memotivasi dengan menghasilkan karya walau sakit yang mungkin lelah, letih dengan
semuanya. Tapi mptivasi keluarga yang membuat semangat untuk sembuhn keinginan sembuh begitu besar.
Kalau ingat almarhum dengan perjuangannya yang gak pernah lelah, jadi keingat almarhum Papa saya. kurang lebih samalah yang pernah dirasakan oleh papaku 20 tahun
yang lalu. Masih jelas dalam ingatan, bagaimana sorot mata sendu, senyum yang
tak lagi mengambang sempurna, seakan menutupi berjuta rasa sakit yang teramat
sangat. Pasti sangat tersiksa dengan semuanya.
Kalau dulu internet belum semaju sekarang, kata-kata dan ungkapan rasa gak bisa dicurhatin via media sosial. Nah Almarhum Iqbal ini curhat bia FB, dengan ungkapan kata-kata pahit
yang betapa tersiksanya saat makanan yang telah masuk ke perut,
akhirnya bukan menjadi jatah dia sebagai akibat kemoterapi yang walaupun menolak, tapi harus, dan akhirnya mematikan sel baru di tubuhmu.
Dan saya bisa ngebayangin, betapa rasa sehat itu mahal harganya di saat badan terbaring lemah tak berdaya. Curhatan di FB, setidaknya bisa menyampaikan pesan ke teman-teman beliau, bahwa sayangi diri lo, lo tau kan kalau sakit itu gak enak, yuk jaga kesehatan, gak mau kan lo, kayak gua?
Salut, gak ada kata menyerah dalam kamus almarhum. Beliau masih punya Adeeva, bidadari kecil dengan tawa riangnya, bagai embun penyejuk
setiap sudut sakit. Pun istri yang tetap setia
tegak di samping beliau, merawat dengan penuh kesabaran. Tak lupa juga, doa dari teman-teman
yang terus menyemangati di setiap momen berharga, yang seakan
jadi penawar dalam penantian sehat beliau
Akhirnya, perjuangan beliau cukup sampai di sini, gak ada lagi rasa sakit, gak ada lagi tetesan air mata terpendam yang enggan dikeluarkan, semua telah hilang, semua telah kembali keharibaan. Kehilangan beliau telah meninggalkan pilu di dada keluarga, sahabat dan semua orang yang
menyayanginya. Airmata takkan bisa mengembalikan beliay. Namun untaian doa yang terucap hanya satu-satunya jalan agar beliau tenang disisi Nya.
Tuk Istri yang ditinggalkan..
Tetaplah sabar dan ikhlas
menerima semuanya. Luruskan jalannya menuju Illaahi. Karena kehidupan bukan
bermula dari kelahiran, tidak juga berakhir dengan kematian. Semua sudah
kehendak Illahi yang telah mengaturnya.
Tuk Adeeva..
Engkau memang belum mengetahui
apapun yang terjadi. Tapi ikatan batin antara kalian berdua akan tetap ada. Tetaplah
dengan dunia kecilmu, tetaplah tertawa riang menghibur Bundamu. Kelak..kau akan
tahu dan bangga dengan ayahmu.
Allahummaghfirlahu warhamhu wa’aafihii
wa’fuanhu.
Selamat Jalan Iqbal Rois
Kaimudin. Kami semua kehilangamu, mendoakanmu mendapatkan tempat yang terbaik. Semoga sakit yang kau rasakan selama ini, telah menggugurkan semua
dosa-dosamu, dan kembali ke pangkuan illahi seperti kain putih, bersih.
Aamiinya Rabbal ‘alamin
1 comment
Sedih baca ini. Walau belum kenal dengan almarhum, tp jadi ikutan sedih apalagi anaknya masih kecil ya mbak...al Fatihah untuk beliau.....
Post a Comment